SEJARAH SINGKAT
PERGURUAN PENCAK SILAT INSEBA
(INDONESIA SENI BELA DIRI)
INSEBA (Indonesia Seni
Bela Diri) adalah
salah satu aliran bela diri yang memadukan empat macam unsur beladiri yaitu
Pencak Silat, Karate, Judo dan Jiu Jit Su. Didirikan di Surakarta,
tepatnya di Jl. Brig. Jend Katamso No. 4 pada tahun 1971 oleh 4 (Empat orang) yaitu RM. Momok Sudaryanto Jiwo
Rogo, Agus ACN, H.Budhi ST.SIP, dan Drs.Suryadi. Pada awal berdirinya
perguruan ini bernama Sport Karate Club Indonesia (SKCI), dikarenakan metode
latihannya mengadopsi metode latihan beladiri Karate aliran Kushin Ryu
Karate-do Indonesia. Di usianya yang relatif sangat muda, perguruan ini sempat
mengalami perpecahan dan salah satu pendirinya (RM Momok Sudaryanto Jiwo Rogo)
mendirikan perguruan bela diri dengan nama Tiger Boys Club (TBC).
 |
Bpk RM. Momok Sudaryanto Jiwo Rogo |
 |
Bpk H. Budhi ST.SIP |
 |
Bpk. Drs. Suryadi |
Diawal tahun 1972 kedua
pendiri melakukan rekonsiliasi dan mengubah nama perguruan menjadi INSEBA. Logo
awal perguruan berbentuk Persegi Panjang, Warna Dasar Biru Laut, Gambar Telapak
Tangan di tengah dan tulisan INSEBA diatas gambar telapak tangan. Logo perguruan
kemudian mengalami perubahan, berbentuk 2 (Dua) buah lingkaran, besar dan kecil
dengan titik pusat yang sama. Lingkaran Dalam memiliki warna dasar Merah dengan
Gambar Kepalan Tangan berwarna Putih dan bergaris tepi Hitam, Lingkaran Luar
memiliki warna dasar Kuning dengan tulisan INDONESIA SENI BELA DIRI berwarna
Hitam. Masing-masing lingkaran memiliki garis tepi berwarna Hitam.

Resmi bergabung sebagai
anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) pada tanggal 2 Juli 1972 dengan
nama INSEBA (Indonesia Seni Bela Diri) yang kemudian diperingati sebagai hari
jadi INSEBA. Perguruan INSEBA aktif mengikuti berbagai kejuaraan pencak silat yang
diselenggarakan oleh IPSI baik tingkat daerah, propinsi dan tingkat nasional.
Prestasi puncak yang berhasil diraih oleh anak didik perguruan INSEBA dalam
kejuaran pencak silat tingkat nasional adalah : di PON IX meraih Juara 2 (Dua)
Kelas B atas nama Jumali (INSEBA Cabang Boyolali) dan
di PON XI meraih Juara 2 (Dua) Kelas C atas nama Minal Khosirin (INSEBA Cabang
Kabupaten Batang), Juara 3 (Tiga) Kelas G atas nama Suyanto (INSEBA Cabang
Boyolali). Upaya pembinaan dan kaderisasi
atlit terus dilakukan dengan menyelenggarakan kejuaraan “INSEBA CUP” setiap 2
(dua) tahun sekali.
Dalam perkembangannya, gerakan
seni beladiri yang diajarkan di perguruan ini menggabungkan tehnik beladiri
dari berbagai macam aliran beladiri namun tetap mengedepankan/mengutamakan
teknik beladiri pencak silat sebagai budaya asli Indonesia khususnya Gerak
Silat Jawa, warisan dari Almarhum Bp. Harjo Sudarno (Sesepuh Perguruan INSEBA).
Materi beladiri yang diajarkan meliputi: Gerak Dasar, Jurus (Tunggal dan
Ganda), Serangan Berjarak, PDTB (Perlawanan Diri Tanpa Bersenjata), Bantingan
dan Teknik Jatuhan. Sedangkan metode latihannya tetap mengadopsi metode latihan
beladiri karate, menekankan kedisiplinan.
Surakarta, 25
Juli 2017
Ditulis oleh:
Samuel Handaru,
ST
(Murid INSEBA
angkatan tahun 1978)
Nara
Sumber : Murid INSEBA angkatan 1 (Pertama)
1.
Suyatno
2.
Nunuk Marwoto
3. Wartoyo